Peluang dan Tantangan Usaha Ekstraktif Perikanan Tangkap di Indonesia

Peluang dan Tantangan Usaha Ekstraktif Perikanan Tangkap di Indonesia
Berikan Rating!

kontenbisnis.id – Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kekayaan sumber daya laut yang sangat melimpah. Hal ini menjadikan sektor kelautan, khususnya perikanan tangkap, sebagai salah satu tulang punggung ekonomi nasional.

Usaha ekstraktif perikanan tangkap merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya alam hayati laut secara langsung, dengan menangkap ikan dan biota laut lainnya dari perairan.

Aktivitas ini bersifat eksploratif dan tergantung pada kondisi alam serta populasi ikan di laut. Sebagai bagian dari subsektor perikanan, usaha ini memiliki peranan penting dalam penyediaan bahan pangan, penciptaan lapangan kerja, serta penggerak ekonomi daerah pesisir.

Namun demikian, usaha ini juga menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi secara terstruktur dan berkelanjutan.

Pengertian Usaha Ekstraktif Perikanan Tangkap

Usaha ekstraktif adalah bentuk kegiatan ekonomi yang mengambil langsung sumber daya alam dari lingkungan, tanpa melalui proses budidaya atau penanaman ulang.

Dalam konteks kelautan, perikanan tangkap termasuk dalam kategori usaha ekstraktif karena mengambil ikan dan organisme laut lainnya langsung dari habitatnya di laut, dan bukan hasil pembudidayaan.

Kegiatan ini dilakukan menggunakan alat tangkap seperti jaring, pancing, perangkap, dan alat lainnya yang sesuai dengan ketentuan hukum perikanan.

Perikanan tangkap dapat dilakukan di laut lepas, pesisir, atau perairan dalam, tergantung jenis target tangkapan serta skala usaha.

Potensi Ekonomi Perikanan Tangkap di Indonesia

Dengan wilayah laut mencapai lebih dari 3,2 juta kilometer persegi, Indonesia memiliki potensi produksi perikanan tangkap yang sangat besar.

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia menjadi ladang subur untuk pengembangan usaha tangkap, baik skala kecil, menengah, maupun besar.

Beberapa potensi ekonomi yang ditawarkan antara lain:

  1. Sumber protein hewani dari ikan laut yang menjadi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
  2. Ekspor hasil laut seperti tuna, cakalang, dan udang yang mendatangkan devisa negara.
  3. Sumber pendapatan masyarakat pesisir dan nelayan tradisional.
  4. Kontribusi terhadap pertumbuhan sektor industri pengolahan hasil laut.

Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga terus mendorong penguatan sektor ini melalui program penangkapan terukur, perizinan kapal tangkap, serta pemanfaatan teknologi tangkap ramah lingkungan.

Karakteristik Usaha Perikanan Tangkap

Usaha ini memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan bentuk usaha lainnya:

  • Bergantung pada ketersediaan sumber daya ikan secara alami.
  • Kegiatan dilakukan di wilayah perairan yang luas dan tidak bisa dikendalikan secara penuh.
  • Hasil tangkapan bervariasi tergantung musim, lokasi, dan alat tangkap yang digunakan.
  • Melibatkan tenaga kerja dalam jumlah besar, khususnya di daerah pesisir.
  • Rentan terhadap perubahan iklim dan kerusakan lingkungan laut.

Karakteristik tersebut menjadikan usaha ini memiliki risiko tinggi, tetapi sekaligus memberikan peluang keuntungan besar apabila dikelola secara profesional dan berkelanjutan.

Baca juga: Strategi Pengelolaan Usaha Ekstraktif Pertambangan yang Berkelanjutan dan Menguntungkan

Jenis Alat Tangkap yang Umum Digunakan

Dalam praktiknya, nelayan dan pelaku usaha menggunakan berbagai alat tangkap sesuai kebutuhan dan jenis ikan yang diburu. Beberapa di antaranya:

  • Gillnet (jaring insang)
  • Longline (pancing ulur)
  • Purse seine (pukat cincin)
  • Trawl (pukat tarik)
  • Bubu (perangkap ikan)

Setiap alat tangkap memiliki karakteristik dan dampak lingkungan yang berbeda. Penggunaan alat tangkap yang selektif dan ramah lingkungan menjadi sorotan utama dalam pembangunan sektor perikanan tangkap yang berkelanjutan.

Tantangan dalam Menjalankan Usaha Perikanan Tangkap

Walaupun menawarkan potensi ekonomi besar, usaha ini juga menghadapi berbagai kendala, antara lain:

  1. Overfishing
    Tekanan terhadap stok ikan akibat penangkapan berlebihan dapat menyebabkan menurunnya populasi beberapa spesies ikan, bahkan mengarah pada kepunahan lokal.
  2. Persaingan antar nelayan
    Nelayan tradisional sering mengalami persaingan tidak seimbang dengan kapal-kapal besar bermodal tinggi, terutama dalam hal teknologi dan wilayah operasi.
  3. Ilegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing
    Praktik penangkapan ikan ilegal masih menjadi masalah serius di Indonesia, mengancam keberlanjutan sumber daya laut serta merugikan negara secara ekonomi.
  4. Cuaca ekstrem dan perubahan iklim
    Perubahan suhu laut, badai, serta kondisi cuaca ekstrem lainnya dapat mengganggu aktivitas penangkapan ikan dan menyebabkan penurunan hasil tangkapan.
  5. Keterbatasan infrastruktur dan akses pasar
    Banyak daerah pesisir yang belum memiliki fasilitas pelabuhan perikanan, tempat pelelangan ikan, atau cold storage yang memadai, sehingga hasil tangkapan sulit dipasarkan dengan harga optimal.

Strategi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap Secara Berkelanjutan

Agar usaha ini dapat terus memberikan manfaat ekonomi tanpa merusak ekosistem laut, diperlukan strategi pengelolaan yang tepat. Beberapa langkah yang dapat diterapkan antara lain:

  • Menerapkan sistem zonasi wilayah tangkap berdasarkan daya dukung sumber daya ikan.
  • Mendorong penggunaan alat tangkap selektif untuk mengurangi tangkapan sampingan.
  • Meningkatkan kapasitas dan pelatihan bagi nelayan untuk menerapkan praktik tangkap yang bertanggung jawab.
  • Pengawasan dan penegakan hukum yang ketat terhadap praktik penangkapan ilegal.
  • Kerja sama antar pelaku usaha, pemerintah, dan lembaga riset untuk meningkatkan efisiensi usaha tangkap.

Pemerintah juga perlu menyediakan dukungan infrastruktur yang memadai, seperti pelabuhan perikanan modern, tempat pelelangan ikan digital, serta akses pembiayaan usaha tangkap yang mudah dan terjangkau.

Dampak Sosial-Ekonomi Usaha Perikanan Tangkap

Kegiatan ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi langsung berupa pendapatan dan lapangan kerja, tetapi juga menciptakan efek domino bagi sektor lainnya seperti perdagangan, pengolahan hasil laut, logistik, hingga pariwisata bahari.

Di daerah pesisir, perikanan tangkap sering kali menjadi sumber penghidupan utama masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan yang baik akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir serta pengurangan tingkat kemiskinan.

Baca juga: Peran Strategis Usaha Ekstraktif Minyak dan Gas Bumi dalam Perekonomian Nasional

Usaha ekstraktif perikanan tangkap memegang peranan penting dalam mendukung ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi, dan pengembangan wilayah pesisir Indonesia.

Namun, keberhasilan sektor ini sangat bergantung pada pengelolaan yang berkelanjutan, adil, dan bertanggung jawab.

Dengan memanfaatkan potensi laut secara bijaksana, menerapkan prinsip tangkap berkelanjutan, serta memperkuat kelembagaan dan infrastruktur, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadikan sektor ini sebagai motor penggerak ekonomi maritim nasional di masa depan.

Bagi pelaku usaha dan calon investor, pemahaman yang mendalam terhadap karakteristik dan dinamika usaha perikanan tangkap menjadi kunci sukses dalam merancang strategi bisnis yang tahan terhadap risiko sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan berkelanjutan.

Content Writer & SEO Management

Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor & SEO Management. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

You might also like