Kenali 5 Resiko Usaha Rongsokan Jika Ingin Menjalankannya
Pernahkan melihat barang-barang tidak terpakai di rumah atau halaman? Itulah yang dinamakan dengan barang rongsokan. Memang secara sekilas barang rongsokan hanya sebuah benda kuno yang nampak tidak berguna. Namun jika mempunyai jiwa kreatif rongsokan tersebut akan menghasilkan uang. Terdapat beberapa resiko usaha rongsokan yang harus diketahui sebagai berikut:
Daftar isi artikel
1. Resiko Usaha Rongsokan Tidak Punya Pelanggan Tetap
Perlu diketahui bahwa resiko usaha rongsokan yang pertama adalah pelaku usaha tidak dapat mempunyai pelanggan tetap. Hal ini sangat berbeda dengan usaha lain seperti menjual makanan, minuman dan semacamnya. Para pelanggan biasanya akan menjual barang rongsokan apabila memang benar-benar ada di rumah atau di pelataran.
Oleh karena itulah guna menarik minat pelanggan untuk senantiasa menjual rongsokan di tempat usaha adalah dengan memberikan harga tinggi. Bagi usaha pemula sebaiknya untuk memberikan harga terbaik agar pelanggan merasa puas jual rongsokan di tempat usaha. Dengan begitu lama kelamaan akan banyak pelanggan yang berdatangan karena harga belinya mahal.
2. Resiko Usaha Rongsokan Tidak Mengenal Musim
Bagi pelaku usaha rongsok ketahuilah bahwa resiko usaha rongsokan adalah tidak mengenal musim sehingga mau panas, hujan tetap menerima pelanggan. Oleh karena itulah bagi pelaku usaha ini harus senantiasa menjaga kondisi tubuh agar tetap fit dalam menerima pelanggan. Namun dari sini para pelaku usaha rongsok akan memperoleh pemasukan secara rutin.
Biasanya penghasilan yang akan diperoleh pelaku usaha rongsok ini akan rutin di dapat setidaknya seminggu dua kali. Kalau lagi ramai bisa juga hampir tiap hari dapat menerima pelanggan dengan berbagai jenis dan berat barang rongsokan. Namun kembali lagi bahwa resiko yang akan di peroleh harus siap setiap saat ada untuk melayani pelanggan.
Baca juga: Manfaat Analisa Swot Bisnis Bagi Perusahaan Itu Apa? Simak Penjelasannya Ini
3. Sering Mendapatkan Cap Fakir
Memang menjadi seorang pelaku usaha rongsokan akan mendapatkan sebuah cap menjadi seorang fakir. Hal ini dapat terjadi karena pelaku usaha rongsok setiap harinya berdekatan dengan dengan sampah yang kotor dan bau. Oleh sebab itulah penyebutan fakir terhadap pelaku usaha rongsok akan sering terdengar dan terasa tidak nyaman pastinya.
Namun bagi seorang yang benar-benar ingin membuka sebuah rongsok harus mempunyai mental baja agar tidak mudah tumbang. Keberadaan mental baja di dalam diri akan memberikan dampak baik bagi pelakunya itu sendiri. Dengan begitu perjuangan mendirikan usaha rongsok akan semakin berkembang dan memperoleh pendapatan banyak.
Baca juga: 5 Konsep Usaha Roti Bakar yang Ramai Pembeli
4. Sejumlah Karyawan dari Berandalan
Perlu di ketahui sebelumnya bahwa pekerjaan mengumpulkan rongsok memang terlihat remeh dan kotor. Oleh karena itulah biasanya para pekerja atau karyawan yang mau adalah seorang berandalan. Seorang berandalan tentu saja mempunyai watak keras dan mudah tergiur mengambil barang-barang berharga di dalam ruang lingkup kerja.
Namun semua hal negatif tersebut harus dapat di minimalisir oleh sang bos agar tidak terjadi hal-hal tidak di inginkan. Mungkin berbagai pendekatan harus di lakukan terhadap karyawan berandalan tersebut agar dapat bekerja secara profesional. Dengan begitu sifat berandalan di dalam diri karyawan akan perlahan hilang dan akan fokus dalam bekerja.
Baca juga: Cari Tahu Dulu 7 Resiko Usaha Cafe Berikut Sebelum Memulai!
5. Lingkungan Tinggal Terlihat Kotor
Bagi para pelaku usaha rongsok haruslah bersabar karena akan mendapatkan resiko berupa kotor pada lingkungan tempat tinggal. Biasanya para pelaku usaha ini akan tinggal di tempat yang di jadikan tempat penampungan rongsokan. Namun hal itu akan mulai terbiasa karena omset yang di dapatkan juga lumayan sehingga kotor pun tidak menjadi masalah.
Demikian tadi ulasan tentang resiko usaha rongsokan yang harus di ketahui bagi pebisnis ketika akan merintis usaha tersebut. Menjalankan bisnis apa pun harus di jalani dengan tekad kuat dan sabar serta harus senantiasa konsisten dalam berbisnis.